Mencontek
Percaya atau tidak bahwa mencontek sudah menjadi bagian dari pendidikan. Merambah hampir keseluruh jenjang pendidikan di Indonesia, kecuali Taman Kanak Kanak. Bagi siswa, mahasiswa atau mahasiswi yang mencontek, lulus ujian segera diartikan sebagai ijazah, lapangan kerja atau kenaikan pangkat. Tak penting lagi arti kemampuan dan kejujuran. Padahal dunia pendidikan seharusnya menjadi tempat utama untuk menanamkan semangat kerja keras, keuletan, kejujuran, proses dan menjadi tempat kompetisi yang sehat. Kalau sekolah menoleransi adanya kegiatan mencontek, berarti itu menghalalkan ketidakjujuran, tidak menghargai proses, tidak menciptakan kompetisi yang sehat dan tidak menanamkan keuletan. Bila dibiarkan terus, sekolah bisa dianggap sebagai tempat penyemai bibit kriminalitas.
Dengan mencontek mahasiswa bisa meraih IP tinggi. Tapi IP tidak menjamin kemampuan yang sebenarnya. Bisa dilihat saat mereka bekerja nantinya, yang tergantung pada orang lain. Banyak karyawan yang berasal dari lulusan universitas ternama yang juga mendapat IP yang tinggi, tapi ternyata ketika mereka bekerja di perusahaan, banyak para pimpinan mereka mengeluhkan kinerja mereka sebagai seorang karyawan. Mencontek juga menunjukkan kompetisi yang tidak sehat. Mereka yang tekun belajar, sering kalah dengan ketidakjujuran dan kelicikan para pencontek. Para pencontek justru mendapat nilai tinggi, sedangkan yang mati-matian belajar dengan giat justru malah mendapat nilai lebih rendah.
Mencontek juga berarti tidak jujur pada diri sendiri dan tidak jujur pada hal-hal kecil. Bila pelajar dan mahasiswa sudah terbiasa tidak jujur pada diri sendiri dan hal-hal kecil, mungkin bisa saja menjadi koruptor yang jujur merugikan orang lain juga. Di tengah merebaknya virus mencontek di bangku sekolah dan kuliah, kejujuran benar-benar menjadi hal yang langka. Kalau dibiarkan terus menerus, kejujuran nantinya bisa dianggap sebagai hal yang aneh dan tidak lazim.
Dengan mencontek mahasiswa bisa meraih IP tinggi. Tapi IP tidak menjamin kemampuan yang sebenarnya. Bisa dilihat saat mereka bekerja nantinya, yang tergantung pada orang lain. Banyak karyawan yang berasal dari lulusan universitas ternama yang juga mendapat IP yang tinggi, tapi ternyata ketika mereka bekerja di perusahaan, banyak para pimpinan mereka mengeluhkan kinerja mereka sebagai seorang karyawan. Mencontek juga menunjukkan kompetisi yang tidak sehat. Mereka yang tekun belajar, sering kalah dengan ketidakjujuran dan kelicikan para pencontek. Para pencontek justru mendapat nilai tinggi, sedangkan yang mati-matian belajar dengan giat justru malah mendapat nilai lebih rendah.
Mencontek juga berarti tidak jujur pada diri sendiri dan tidak jujur pada hal-hal kecil. Bila pelajar dan mahasiswa sudah terbiasa tidak jujur pada diri sendiri dan hal-hal kecil, mungkin bisa saja menjadi koruptor yang jujur merugikan orang lain juga. Di tengah merebaknya virus mencontek di bangku sekolah dan kuliah, kejujuran benar-benar menjadi hal yang langka. Kalau dibiarkan terus menerus, kejujuran nantinya bisa dianggap sebagai hal yang aneh dan tidak lazim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar