Rabu, 05 Januari 2011

PARADIGMA BISNIS YANG BERETIKA DALAM ISLAM
Paradigma adalah cara memandang sesuatu atau model, teori ideal yang dari sudut pandang tertentu sebuah fenomena dijelaskan. Suatu gugus pikir yang dijadikan sebagai cara pandang untuk memahami sesuatu secara utuh. Paradigma bisnis adalah gugusan pikir atau cara pandang tertentu yang dijadikan sebagai landasan bisnis baik sebagai aktifitas maupun sebagai entitas. Dalam aspek ekonomi dan bisnis, Al-Quran telah menawarkan prinsip keadilan dan kesucian pada 3 aspek sekaligus yaitu melarang pengelolaan harta yang terlarang haram, terlarang dalam cara dan proses memperoleh atau mengelola dan mengembangkannya, terlarang pada dampak pengelolaan dan pengembangannya jika merugikan pihak lain.
Kesatuan terefleksikan dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen serta memntingkan konsep konsekuensi dan keteraturan yang menyeluruh. Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi dan sosial demi membentuk kesatuan. Maka etika dan ekonomi atau etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horizontal, membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem islam yang homogen yang tidak mengenal kekusutan dan keterputusan.
Keadilan menggambarkan dimensi horizontal ajaran islam yang berhubungan dengan keseluruhan harmoni pada alam semesta. Keadilan, kebersamaan, kemoderatan merupakan prinsip etis mendasar yang harus diterapkan dalam aktifitas maupun entitas bisnis. Perilaku keadilan dalam bisnis secara tegas dijelaskan dalam konteks perbendaharan bisnis agar pengusaha muslim menyempurnakan takaran bila menakar dan menimbang dengan neraca yang benar, karena perilaku yang baik akan membawa akibat yang baik pula. Kualitas keadilan akan menguasai cakrawala ekonomi dalam ekonomi atau bisnis islam dengan menyingkirkan baik struktur pasar yang eksploitatif maupun perilaku otomistik yang egois dari para agen ekonomi dan bisnis. Keseimbangan sosial harus dipertahankan juga, bukan hanya bidang material seperti kekayaan yang merata, tetapi mengenai distribusi harga diri yang merata antara si kaya dan si miskin. Jadi bahwa keadilan merupakan landasan pikir dan kesadaran dalam pendayagunaan dan pengembangan harta benda agar tidak menyebabkan kebinasaan bagi manusia melainkan menjadi media menuju kesempurnaan jiwa manusia sebagai khalifatullah.
Kebenaran adalah nilai kebenaran yang dianjurkan dan tidak bertentangan dengan ajaran islam. Dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku yang benar yang meliputi proses transaksi, mencari, pengembangan maupun dalam proses upaya meraih keuntungan. Dari sikap kebenaran maka suatu bisnis secara otomatis akan melahirkan persaudaraan. Persaudaraan dan kemitraan antara pihak yang berkepentingan dalam bisnis yang saling menguntungkan tanpa ada kerugian. Maka etika bisnis islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian dalam bisnis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar